Sebuah citarasa sosial untuk penggerak masyarakat
Oleh : Phil Bartle, PhD
Diterjemahkan oleh Ahmad Yunus Aws
7. Dimensi dari budaya
Seluruh budaya (atau organisasi sosial) memiliki beberapa dimensi. Seperti dimensi fisik dari panjang, lebar, tinggi dan waktu, dimensi budaya mungkin beragam, tapi dari pengertian semua sama. Disarankan disini bahwa ada enam dimensi budaya atau sosial. Hal ini berlaku untuk setiap sistem dar ipembelajaran nilai dan perilaku.
Berbagai dimensi dari budaya adalah: teknologi, ekonomi, politik, institutional (sosial), nilai-estetika, dan konsep kepercayaan.
Kamu tidak bisa "melihat" sebuah dimensi budaya atau sosial, sama seperti kamu melihat seseorang. Setiap individu memiliki ke enam dimensi dari budaya tersebut
Untuk menjadi peka akan budaya, seorang pember semangat haruslah dapat menganalisa ke enam dari dimensi budaya tersebut, dan hubungan antaranya, walaupun hanya dapat dinilai per individu, bukan berdasarkan dimenis tersebut.
8.Dimensi teknologi dari budaya
Dimensi teknologi dari budaya ini merupakan modal, itu merupakan alat dan kemampuan, dan cara merupakan terbaik untuk manghadapi lingkungan. Itu merupakan perpaduan antara kemanusiaan dan alam.
Ingatlah, adalah bukan alat fisik semata yang membuat dimensi teknologi dari budaya, tapi merupakan pembelajaran ide dan perilaku yang membuat manusia bisa menciptakan, menggunakan dan mengajarkan sesamanya mengenai alat tersebut.
Saat sebuah fasilitator membuat semangat suatu komunitas sebuah sumur atau, teknologi baru diperkenalkan. Sebuah sumur lebih merupakan alat seperti layaknya palu atau komputer. Sebuah fasilitator harus siap akan kemungkinan apa efeknya bagi dimensi yang lain dari budaya dari pengenalan atas perubahan dimensi teknologi tersebut/
Dimensi ekonomi dari budaya berarti banyak hal dan berbagai arti dari produksi dan alokasi dari sumber daya and barang dan jasa yang berguna (kesehatan), baik itu melalui pemberian, kebijakan, bartet, perdagangan ataupun alokasi negara.
bukanlah faktor riil seperti uang yang membentuk dimensi ekonomi dari budaya, melainkan berbagai ide-ide, nilai danperilaku yang memberikan tambahan nilai dari uang (dan hal lain) oleh manusia yang menciptakan sistem ekonomi yang mereka gunakan. Kesejahteraan bukanlah semata-mata uang, sama seperti kemiskinan bukanlah semata-mata kurangnya uang.
Saat suatu komunitas memutuskan untuk mengalokasikan air secara merata kepada penduduknya, atau mengalokasikan nya berdasarkan bayaran yang diterima, lalu selanjutnya pilihan antara dua sistem yang sangat berbeda dalam distribusi. Seorang penyemangat haruslah memacu komunitasnya untuk memilih apa yang diinginkan agar dapat menyediakan nilai dan perilaku yang tetap. (Seorang penyemangat yang baik tidak akan mengarahkan pemikiran nya mengenai sistem mana yang menurutnya paling baik ; anggota komunitas, semuanya harus berperan dalam keputusan ini).
Dimensi politik dari budaya mempunyai banyak cara dan berarti mengalokasikan kekuatan dan pengambilan keputusan. Hal ini tidak sama dengan idiologi, dimana memiliki dimensi nilai. Ini termasuk. tapi tidak terbatas pada suatu tipe pemerintahan dan sistem. Ini berarti juga bagaimana seseorang dalam ruang lingkup kecil membuat keputusan pada saat mereka tidak mempunyai pemimpin.
Seorang penyemangat harus dapat mengenali tipe-tipe pemimpin dalam komunitas. Beberapa memiliki kewenangan tradisional, beberapa memiliki karisma dalam personalitasnya.
Pada saat bekerja utuk komunitas, saorang penyemangat harus dapat mengembangkan kekuatan yang ada dan sistem pengambilan keputusan untuk membuat kesatuan di dalam komunitas
Dimensi institusi sosial dari budaya dibuat dari cara orang berperilaku, berinteraksi sesamanya, bereaksi, dan apa yg diharapkan dari reaksi orang lain. Hal ini termasuk institusi seperti perkawinan dan pertemanan, peran seperti ibu atau petugas polisi, status atau kelas dan pola lain nya dari perilaku manusia.
Untuk seorang penyemangat atau seorang yg menjadi penggerak, dia harus tahu mengenai institusi lokalnya, apa yang menjadi perbedaan peran antara pria dan wanita, apa bentuk interaksi sosial yang terjadi.
Dimensi nilai estetika dari budaya merupakan struktur dari ide-ide, kadang paradoks, ketidakpastian atau kontradiksi, yang dimiliki seseorang mengenai baik atau buruk, cantik dan jelek, benar atau salah, dan apa yang menjadi penjelasan mereka mengenai hal tersebut.
Pada saat seorang penyemangat mengenalkan cara baru dalam melakukan sesuatu pada komunitas, menyanggah nilai, walaupun begitu kontradiksi harus diperhitungkan juga.
Dimensi konsep kepercayaan dari budaya merupakan juga struktur dari ide-ide, kadang kontradiksi, yang dimiliki manusia mengenai alam semesta, dunia sekitar mereka, peran mereka didalamnya, sebab dan akibat, dan kebiasaan, etika dan waktu
Sorang penyemangat harus menyadari kepercayaan apa yang umum di masyarakat.
Untuk menjadi katalisator yang efektif, seorang penyemangat harus membuat saran dan menyarankan sebuah tindakan yang tidak melanggar kepercayaan umum, dan harus konsisten, dan setidakntya pantas untuk kepercayaan yang ada dan konsep bagaimana dunia ini bekerja.
Hal penting yang harus diingat adalah untuk setiap komunitas, setiap masyarakat, setiap institusi, setiap interaksi antara individu, memiliki elemen dari budaya, dan juga termasuk dimensi budaya tersebut. Semua ini dipelajari sejak lahir.
Seorang anak yang baru lahir lebih seperti binatang, belum menjadi manusia. dia akan mempelajari budaya secepatnya (contohnya saat menyusui) dengan berinteraksi dengan manusia lain dan mulai menjadi manusia (banyak yang berpendapat proses menjadi manusia ini dimulai saat masih di kandungan). Proses pembelajaran ini akan terus berlangsung sampai mereka mati.
Bila kau tidak mempelajari, maka kamu sudah mati.
Untuk penyemangat sosial, dan siapa saja yg berhubungan dengan kegiatan pengembangan, bagian penting dalam semua proses ini adalah keterkaitan antara masing-masing dimensi sosial. Mereka mungkin secara fungsional dan sebab berhubungan. Teknologi (bertolak belakang dengan ide yang populer), sebagai contoh, masing-masing alat dan kemampuan dibutuhkan untuk menggunakan mereka, dan untuk sebagian besar budaya adalah kepercayaan, tarian, dan cara untuk mensejahterakan diri.
Untuk mengubah salah satu dimensi mempunyai akibat pada dimensi yang lain. Untuk memperkenalkan metode baru dalam memperoleh air, misalnya, membutuhkan pengenalan institusi baru untuk mengatur sistem air yang baru. Mempelajari cara baru dalam melakukan sesuatu akan membutuhka proses pembelajaran lagi terhadap nilai dan persepsi yang baru pula. Untuk mengabaikan keterkaitan tersebut pada saat mengenalkan teknologi baru tersebut adalah sangat beresiko ( hasil yang tidak diinginkan atau tidak diharapkan dapat terjadi).
Untuk mengubah sesuatu di dalam satu dimensi budaya tidak hanya membutuhkan peruahan di dimensi yang lain, itu dapat pula membuat perubahan di dimensi yang lain.
Maka dari itulah penaksiran efek sosial harus dilakukan untuk suatu proyek baik itu besar maupun kecil.
Keterkaitan antara dimensi-dimensi budaya adalah midah namun tidak mudah untuk di prediksi. Seorang penyemangat haruslah sadar bahwa mereka ada, dan secara berkala melakukan penelitian, analisa, berbagi ide, membaca dan menghadiri pelatihan atau seminar/
Dengan bekerja pada komunitas, seorang penyemangat harus belajar lebih dan lebih mengenai budaya setempat, dan dinamika dalam dimensi-dimensi budaya mereka.
http://cec.vcn.bc.ca/mpfc/modules/emp-cuin.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar