Buta huruf dapat menghancurkan usaha untuk memerangi sejumlah masalah sosial. Contohnya saja kemiskinan dan masalah kesehatan, serta mengancam kestabilan sosial.
Dalam pesan yang disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Ban Ki-Moon, pada Hari Melek Huruf Internasional, Kamis (8/9/2011), dia mengatakan bahwa kegiatan dengan tema Keaksaraan dan Perdamaian tersebut mengingatkan masyarakat bahwa sejumlah tugas penting, seperti mencegah kejahatan, meredakan ketegangan dan mengakhiri konflik, menuntut kemampuan membaca.
"Tebusannya sangat besar," kata Ban dalam pesan tersebut. "Buta huruf memperparah kemiskinan, masalah kesehatan dan perampasan peluang hidup. Itu juga melemahkan komunitas dan merusak proses demokrasi melalui tersisihnya dan tak disertakannya masyarakat. Semuanya itu dapat menghancurkan masyarakat," tambahnya.
"Meskipun ada kemajuan, buta huruf terus meresahkan jutaan orang, khususnya perempuan," kata Ban.
Ban menambahkan data jumlah penderita buta huruf di dunia pada 2009 menunjukkan sebanyak 793 juta penderita buta huruf dewasa adalah perempuan, sementara 67 juta lagi adalah anak usia sekolah dasar, dan 72 juta remaja. Dua per tiga dari jumlah orang yang buta huruf tersebut tidak memiliki kesempatan untuk mendapat pendidikan.
"Melek huruf dapat membuka kesempatan bagi setiap orang untuk berimajinasi dan menciptakan masa depan yang lebih cerah. Itu juga membuka jalan bagi keadilan, kesetaraan dan kemajuan yang lebih baik. Selain itu, melek huruf dapat memulihkan masyarakat, memajukan proses politik dan menyumbang kebaikan bersama," katanya.
Pada 17 November 1965, organisasi PBB untuk pendanaan anak-anak, UNICEF, mencanangkan 8 September sebagai Hari Melek Huruf Internasional, yang bertujuan untuk menjamin semua anak dapat membaca dan menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar