Oleh : Rona
Sekilas, kehidupan di kampung ini biasa saja. Namun, segera terlihat berbeda ketika kita mengintip ke gardu siskamling yang terletak di tengah kampung. Di kampung ini, kerumunan warga yang tengah beraktifitas di pos ronda, tidak mengisi kegiatannya dengan ngerumpi, tapi sedang berselancar di dunia maya. Bahkan, anak-anak juga asyik dengan laptop dan komputer yang tersedia di pos ronda. Ibu-ibu juga terlihat serius mencari ide untuk menghias tumpeng lewat internet, atau berbagai kebutuhan lainnya. Lain halnya dengan para bapak, mereka asyik belajar membuat blog.
Itulah aktifitas warga di Kampung Cyber setiap sore. Sejak gardu siskamling di kampung itu - atau biasa disebut 'Cangkruk' - terkoneksi jaringan internet sejak tahun 2009, warga bebas menggunakan sebuah komputer meja dan laptop dan mengakses internet dari hasil swadaya.
Adalah Heri Sutanto, seorang pekerja laboratorium di sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta, yang mulanya mencetuskan ide untuk mengenalkan teknologi informasi kepada warga yang sangat awam akan teknologi.
”Untuk mengejar ketertinggalan. Masa-masa sekarang masih sulit untuk bisa masuk ke perkampungan ke masyarakat yang paling bawah. Bermula dari membuat blog tentang aktifitas kegiatan sosial yang ada di wilayah kami, kemudian kami publikasikan ke warga. Kami ingin ada ketertarikan dari warga akan internet. Kami tayangkan di acara kegiatan sosial di wilayah kami.”
Keinginan Heri diamini oleh Sasongko yang membantu mewujukan 'mimpi' Heri. ”Saya ingin mengenalkan kampung saya yang ternyata banyak sekali potensi yang belum digali. Saya telah membuat sebuah blog yang menampilkan profil kampung saya. Rasa kekeluargaan disini sangat erat sekali. Gotong royong dan kumpul sesama warga intensitasnya tinggi. Kampung seperti ini kayaknya sudah jarang. Saya bikin blog untuk mengangkat potensi yang bisa digali.
Pertama kegiatan RT kita, mesti langsung upload foto dan berita. Ada yang tukang batik, sablon, semuanya kita angkat. Jadi, warga bisa menawarkan produknya lewat situ," ungkap Sasongko.
Dengan semangat kebersamaan, warga RT 36, Taman, Yogyakarta ini, membangun sebuah pusat akses internet gratis yang cukup sederhana, agar dapat dimanfaatkan oleh lingkungan tempat mereka tinggal. Hasilnya terbentuklah sebuah taman internet yang diberi nama Cyber Village RT 36 Taman.
Heri mengungkapkan, butuh proses panjang untuk mengenalkan teknologi kepada warga, ketika internet masih jauh dari kehidupan sehari-hari warga. Tapi lambat laun, warga mulai berkenalan dengan dunia cyber. ”Yang jelas bahwa internet itu masih jauh dari kebutuhan mereka. Apalagi bagi seorang pedagang bakso misalnya, ataupun seorang pembatik."
Apalagi, latar belakang dari tingkat pengetahuan tentang internet warga masih sangat rendah. Jadi perlu sesuatu yang dapat menarik perhatian warga. ”Awalnya, kami menggunakan Facebook untuk memancing ketertarikan warga. Kami gunakan untuk menyampaikan kegiatan juga saling tukar informasi pelatihan. Kalau sebelumnya hanya ditempel di papan pengumuman dan hanya dibaca oleh beberapa orang yang kebetulan lewat, begitu saya upload ke Facebook tanggapannya bisa meluas sampai kemana-mana.”
Secara bertahap gagasan Kampung Cyber mendapat respon baik. Wargapun belajar bersama dan mulai merasakan manfaatnya. Mereka yang dulu tidak bisa menggunakan internet sendiri, sekarang sudah bisa berkomunikasi di dunia maya. Perlahan, secara swadaya dan gotong royong, rumah warga juga dipasang jaringan internet. Warga cukup membeli perangkat komputer dan berlangganan sebesar 50 ribu rupiah per bulan untuk mendapatkan akses internet tak terbatas. Instalasi jaringan dilakukan secara gotong royong. Mulanya ada 8 rumah yang disambungkan.
Kini, sudah 80 persen rumah warga di kampung RT. 36 Taman yang terkoneksi internet. Meski warga melek teknologi dan menjadikan komunikasi antar warga menjadi lebih mudah, suasanaguyub dikampung tetap terjaga. Mereka masih rutin bermain voli setiap sore atau melakukan pertemuan warga. Bagi warga, teknologi internet hanya digunakan sebagai fasilitas untuk mempermudah komunikasi dan berinteraksi dengan dunia luar.
Kampung Taman adalah sebuah contoh keberhasilan suatu kampung dalam mendapatkan akses internet secara swadaya. Semoga kampung-kampung lainnya di Indonesia dapat meniru Kampung Cyber, sehingga masyarakat Indonesia bisa mendapatkan akses terhadap informasi dengan mudah dan nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar